Kutipan dalam Kutipan – Mengutip sumber adalah salah satu hal paling krusial dalam menulis karya akademik, terutama bagi mahasiswa. Kutipan yang tepat dapat memperkuat argumen kita dan memastikan bahwa kita memberi penghargaan kepada penulis asli dari ide atau informasi yang kita gunakan. Namun, ada kalanya kita tidak mengutip langsung dari sumber utama, melainkan dari pengutip kedua atau bahkan ketiga. Situasi ini disebut “kutipan dalam kutipan”, dan tidak sedikit mahasiswa yang bingung bagaimana cara melakukannya dengan benar.
Di artikel ini, kami, tim TugasTuntas.com, akan membahas cara menulis kutipan dalam kutipan dengan mudah dan sesuai aturan, terutama ketika mengutip dari pengutip kedua dan ketiga. Mari kita bahas langkah-langkah dan tipsnya!
Sebelum kita masuk lebih jauh, mari kita pahami dulu apa itu kutipan dalam kutipan. Pada dasarnya, kutipan dalam kutipan terjadi ketika kamu ingin mengutip sesuatu yang sudah dikutip oleh orang lain. Misalnya, kamu menemukan sebuah kutipan menarik dalam sebuah buku atau artikel, tetapi penulis buku atau artikel tersebut sebenarnya sedang mengutip sumber lain. Dengan kata lain, kamu tidak mendapatkan informasi dari sumber asli, tetapi dari orang yang mengutip sumber tersebut.
Dalam penulisan akademik, sebaiknya kita berusaha untuk selalu mengutip langsung dari sumber asli. Namun, ada kalanya sumber asli sulit diakses atau sudah tidak tersedia. Dalam kasus seperti inilah kutipan dalam kutipan dibutuhkan.
Mungkin kamu bertanya, kenapa kita harus repot-repot belajar cara mengutip kutipan yang sudah dikutip orang lain? Berikut beberapa alasan mengapa kutipan dalam kutipan penting untuk dipahami:
Karya Ilmiah Unik dan Bebas Plagiarisme
Hadapi Uji Turnitin Tanpa Khawatir
Sekarang mari kita bahas langkah-langkah menulis kutipan dalam kutipan secara praktis dan mudah. Ada dua skenario yang perlu kamu perhatikan: mengutip dari pengutip kedua dan mengutip dari pengutip ketiga.
1. Mengutip dari Pengutip Kedua
Pengutip kedua adalah ketika kamu menemukan kutipan yang berasal dari sumber lain, tetapi kamu tidak bisa langsung mengakses sumber aslinya. Untuk mengutip kutipan ini, kamu harus tetap menyebutkan kedua sumber tersebut. Berikut caranya:
Contoh:
Misalkan kamu membaca sebuah artikel oleh John Smith yang mengutip dari buku karya Jane Doe. Kamu ingin menggunakan kutipan dari buku Jane Doe, tetapi kamu tidak bisa mengakses bukunya langsung, maka penulisan kutipannya seperti ini:
“Menurut Jane Doe (sebagaimana dikutip dalam Smith, 2023), …”
Atau jika menggunakan gaya APA: (Doe, 2010, seperti dikutip dalam Smith, 2023)
Dalam daftar pustaka, kamu hanya perlu mencantumkan referensi dari John Smith karena kamu mengakses informasi dari karya tersebut, bukan dari buku Jane Doe langsung.
2. Mengutip dari Pengutip Ketiga
Pengutip ketiga lebih jarang terjadi, tetapi tidak mustahil. Pengutip ketiga berarti kamu mengutip dari seseorang yang mengutip orang lain, yang juga sudah mengutip sumber lainnya. Misalnya, kamu menemukan artikel yang mengutip penulis kedua, yang di dalamnya mengutip penulis asli. Untuk situasi ini, prosedurnya mirip dengan pengutipan dari pengutip kedua, tetapi dengan menambahkan catatan lebih detail pada bagian teks kutipan.
Contoh:
Kamu membaca artikel oleh John Brown yang mengutip karya Sarah Lee, yang sebenarnya sedang mengutip tulisan asli dari Robert White. Dalam teks, kamu bisa menulis:
“Menurut Robert White (sebagaimana dikutip dalam Lee, sebagaimana dikutip dalam Brown, 2023), …”
Namun, dalam daftar pustaka, kamu hanya mencantumkan referensi dari John Brown, karena itu adalah sumber yang kamu baca secara langsung.
3. Gaya Penulisan Kutipan dalam Kutipan di Berbagai Format
Setiap format penulisan akademik memiliki aturan tersendiri untuk menulis kutipan dalam kutipan. Berikut panduan singkat untuk tiga gaya yang paling umum digunakan:
APA Style: Dalam teks, tuliskan sumber asli dan tambahkan “seperti dikutip dalam” diikuti oleh sumber sekunder. Pada daftar pustaka, cukup tuliskan sumber sekunder.
Contoh: (White, 2010, seperti dikutip dalam Brown, 2023)
MLA Style: Sama seperti APA, tetapi gunakan frasa “qtd. in” untuk menunjukkan bahwa kutipan tersebut sudah dikutip oleh sumber sekunder.
Contoh: (qtd. in Brown, 2023)
Chicago Style: Di dalam teks, kamu bisa menggunakan frasa “di kutip dari” untuk menyatakan sumber sekunder. Daftar pustaka tetap hanya menuliskan sumber sekunder.
Sebagai catatan, meskipun kutipan dalam kutipan bisa sangat berguna, sebaiknya kamu tidak terlalu sering menggunakannya. Idealnya, kita selalu berusaha mendapatkan sumber asli dari kutipan yang kita gunakan. Mengutip langsung dari sumber utama menunjukkan ketelitian kita dalam melakukan riset dan memperkuat keakuratan informasi yang kita sampaikan.
Namun, jika sumber asli benar-benar tidak bisa diakses atau sulit ditemukan, penggunaan kutipan dalam kutipan menjadi pilihan yang sah dan tetap bisa diterima secara akademis asalkan dilakukan dengan benar.
Butuh jasa parafrase?
Kami siap membantu!
Mengutip dalam kutipan adalah teknik yang penting untuk dipahami mahasiswa saat menulis tugas akademik. Dengan memahami cara mengutip dari pengutip kedua dan ketiga, kita bisa menjaga keakuratan dan orisinalitas tulisan kita.
Jika kamu merasa kesulitan dalam menulis kutipan atau ingin memastikan bahwa kutipanmu sudah sesuai aturan, tim TugasTuntas.com siap membantu! Kami menyediakan layanan jasa parafrase dan pengutipan yang profesional dan sesuai standar akademik. Jangan ragu untuk menghubungi kami jika membutuhkan bantuan!
Bingung karena banyak tugas?
Sini kami bantuin